PEMASARAN
MAGISTER TEKNIK INDUSTRI UII
MENGGUNAKAN E-COMMERCE
PENDAHULUAN
Teknik
pemasaran yang baik sangat diperlukan dalam persaingan bisnis jasa dengan perusahaan lainnya meliputi pemasaran eksternal (mempersiapkan jasa, menetapkan harga, distribusi dan
promosi jasa), internal (melatih
dan memotivasi karyawan agar dapat melayani pelanggan dengan baik), dan interaktif (interaksi antara
karyawan dan pelanggan)
Transisi perkembangan strategi bisnis
perusahaan dari yang semula berorientasi pada produk menjadi berorientasi atau
berfokus pada pelanggan membutuhkan strategi yang mampu mengembangkan kultur
usaha dalam penciptaan nilai hubungan antara pelanggan dengan perusahaan,
dikenal dengan istilah Customer Relationship Management (CRM). Gagasan
utama CRM adalah membantu perusahaan dengan menggunakan teknologi, proses
bisnis dan sumber daya manusia untuk memperoleh pengetahuan mengenai perilaku,
kebutuhan, dan tuntutan pelanggan, mendapatkan, mempertahankan, dan
mengembangkan pelanggan yang menguntungkan (profitabilitas pelanggan), dan
memerlukan fokus yang jelas terhadap atribut produk yang bernilai bagi
pelanggan sehingga dapat memastikan loyalitas, juga pembentukan citra
perusahaan (brand equity) di mata publik (Suprijati, 2016, Supaya, et al.,
2018).
Perubahan
yang pesat pada teknologi informasi mendominasi seluruh kegiatan sehingga memberikan kemajuan di segala bidang tidak terkecuali E-Commerce
yang menyebabkan sistem penjualan berevolusi dari konvensional menjadi
digital
E-Commerce
adalah kegiatan transaksi yang dilakukan melalui jaringan internet untuk
memberikan layanan bisnis, jual beli barang, jasa dan informasi antara sejumlah
pihak. Penerapan teknologi E-Commerce merupakan
salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari
sebuah perusahaan untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan dan layanan secara online (Jayanti, 2014; Nasir, et al., 2019)
Kelebihan
dari E-Commerce dibandingkan dengan perdagangan biasa terletak pada
kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan
STUDI
KASUS
Program Magister
Teknik Industri UII menjadi salah satu program yang telah memperoleh akreditasi
B oleh BAN-PT. Program magister ini juga memiliki program double designation,
yakni selain mendapatkan gelar Magister Teknik (MT), lulusan Magister Teknik
Industri UII juga akan mendapatkan sertifikasi American Suply Chain Alalyst
(ASCA) dan Certified International of Project Manager (CIPM). Hal ini bertujuan
untuk mengintegrasikan gelar akademik dan sertifikasi. Tak hanya itu, lulusan
Program Magister Teknik Industri UII juga akanmendapatkan sertifikasi keahlian
yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Program Magister
Teknik Industri UII terbagi menjadi empat konsentrasi, yakni Manajemen
Industri, Teknik Industri, Ergonomi dan Keselamatan dan Kesehatan Industri,
serta Logistic & Supply Chain Management. Program ini juga menyediakan
beasiswa bagi mahasiswa yang berminat, serta dapat memperoleh kesempatan magang
kerja untuk mendapatkan gambaran serta pengalaman yang nyata di dunia kerja.
PEMBAHASAN
MTI UII dapat merancang elemen kunci model sebagai langkah awal untuk mewujudkan
visi dan misi MTI UII kedepannya, sehingga dapat bertahan dan bersaing dengan
kompetitor lainnya. Terdapat 8 elemen kunci model bisnis
a.
Proposisi nilai
b.
Model pendapatan
c.
Peluang pasar
d.
Lingkungan yang
kompetitif
e.
Keunggulan kompetitif
f.
Strategi pasar
g.
Pengembangan
organisasi
h.
Tim manajemen
Dari kedelapan elemen
tersebut terdapat beberapa elemen model bisnis yang paling relevan dapat
mempengaruhi keberhasilan MTI UII kedepannya, yaitu sebagai berikut:
a.
Proposisi nilai
Mendefinisikan
bagaimana sebuah pendidikan dapat memenuhi kebutuhan calon peserta didik.
Alasan mengapa calon peserta didik memilih untuk mempercayakan pendidikannya di
MTI UII. Dengan memberikan kualitas terbaik bagi peserta
didiknya sehingga memiliki alumni yang berkualitas dan memiliki jaminan karir. Tergabungnya
dengan alumni yaitu IKAMTI,
telah berkarier di berbagai bidang industri: perusahaan nasional,
multinasional, BUMN, Pemerintah, Institusi Pendidikan, NGO dan Wiraswasta.
Diharapkan dapat membatu dan menarik kepercayaan calon peserta didik.
b.
Model Pendapatan
MTI
UII akan mendapatkan penghasilan, keuntungan dan pengembalian modal dari
pembayaran SPP peserta didik maupun sumbangan dari yayasan badan wakaf.
c.
Peluang Pasar
Mengacu
ke sebuah pendidikan dimaksudkan marketspace (tempat yang sangat potensial
untuk pemasaran) dan potensi keseluruhan dari peluang finansial yang tersedia
untuk MTI UII dalam marketspace tersebut. Marketspace MTI UII merupakan
mahasiswa S1 dan karyawan. Sehingga MTI UII menyediakan kelas reguler serta
kelas blok yang dikususkan untuk karyawan sehingga MTI UII dapat menjadi
rujukan kusus untuk semua kalangan.
d.
Lingkungan yang
kompetitif
Semakin populernya jurusan Teknik Industri di
Indonesia khususnya, maka bersamaan dengan banyaknya institusi yang membuka
jurusan MTI. Di Yogyakarta sendiri terdapat persaingan kompetitif antara UII
dengan UGM untuk jurusan MTI. Ini menuntut MTI UII untuk terus melakukan
perbaikan dan peningkatan layanan agar dapat tetap bersaing dengan kompetitor.
e.
Keunggulan kompetitif
Keunggulan yang ditawarkan oleh MTI UII kepada
mahasiswa dan calon mahasiswanya adalah program double designation
yaikni selain mendapatkan gelar Magister Teknik (MT), lulusan MTI UII juga akan
mendapatkan sertifikat American Supply Chain Analysis (ASCA) dan Certified
International of Project Manager (CIPM).
f.
Rencana Pasar
Sebuah
rencana yang merinci bagaimana sebuah institusi pendidikan bermaksud untuk
memasuki pasar baru dan menarik calon mahasiswa baru.
Contoh
: MTI UII memberi beasiswa kusus untuk mahasiswa berprestasi, bekerjasama
dengan lembaga lain untu memberikan beasiswa, bekerjasama dengan perusahaan
termuka untuk menarik alumni MTI bekerja di perusahaan tersebut dan merancang
kondisi belajar yang kondusif serta dosen yang komprehensif untuk menaikkan
kualitas pendidikan bagi MTI UII.
Setelah merancang elemen kunci model,
langkah selanjutnya adalah menentukan pangsa pasar MTI UII terlebih dahulu dengan
merancang Customer Life Cycles, atau siklus hidup pelanggan
adalah serangkaian tahapan yang dilalui pelanggan mulai dari sebelum menjadi
pelanggan hingga menjadi pelanggan yang loyal, yang memberikan value yang
tinggi. Dalam sebuah bisnis, terutama yang berhubungan dengan konsumen (B2C),
mengelola siklus hidup pelanggan sangat penting. Dalam kasus ini pelanggan
dapat kita namakan adalah alumni MTI UII. Dengan tetap menjaga hubungan dengan
alumni, MTI UII dapat bekerja sama dalam alumni untuk merekomendasikan
mahasiswi MTI untuk membatu dalam berkarir.
Penentu
keberhasilan manajemen pelanggan terdiri dari dua pendekatan, yaitu pendekatan
siklus hidup pelanggan dan pendekatan bentuk pemahaman persaingan yang
diciptakan oleh pemberlakuan MEA 2015
Berdasarkan gambar diatas, terdapat hubungan pelanggan (mahasiswa MTI secara
personal atau institusi asal mahasiswa) yang dapat dibangun melalui pengetahuan
yang mendalam mengenai kebutuhan dan keinginan, serta memberikan pelayanan yang
lebih baik. Terdapat 4 tahapan dalam
mengelompokkan bedasarkan konstruksi Variabel Customer Life Cycles
1. Customer selection, didefinisikan sebagai siapa target pemasaran yang
akan dituju. Dalam hal ini MTI UII dapat menargetkan calon mahasiswa
baru dengan mengelola data mahasiswa yang dimiliki, maka dapat dipetakan
sebaran mahasiswa MTI UII saat ini berdasarkan asal daerah ataupun berdasarkan
asal institusi sebelumnya. Manajemen pemasaran sangat menentukan pada tahap
ini. Mereka melakukan komunikasi dengan pasar potensial sehingga diharapkan
dapat menarik minat untuk masuk di MTI UII.
Dalam memasarkan kepada calon mahasiswa baru, MTI UII
memiliki keunggulan kompetitif dari program MTI di institusi lain seperti
program double designation yaikni selain mendapatkan gelar Magister Teknik
(MT), lulusan MTI UII juga akan mendapatkan sertifikat American Supply Chain
Analysis (ASCA) dan Certified International of Project Manager (CIPM).
2. Customer acquisition, mengacu pada aktvitas marketing yang berhubungan
dengan calon mahasiswa baru dengan minimalisasi biaya akuisisi. Untuk mencapai
biaya yang minimum tentu diperlukan target yang tepat, hal ini diperoleh dari pengolahan data mahasiswa, bisa
berdasarkan daerah dan asal institusi, fresh graduate atau pekerja. Setelah
mengetahui target, selanjutnya pemilihan channel marketing yang tepat juga
diperlukan untuk mengoptimalkan jangkauan.
Tahapan ini
merupakan mahasiswa baru MTI UII.
Mereka akan mengamati kesesuaian antara layanan atau fasilitas yang ditawarkan
dengan yang mereka dapatkan. Jika ternyata sesuai atau bahkan melebihi harapan
mereka, maka akan merasa puas. Sebaliknya jika ternyata di bawah harapan,
mereka akan kecewa dan tidak akan sampai pada tahap retensi atau bahkan dalam
beberapa kasus akan mengundurkan diri dan mencari institusi lain.
3.
Customer
retention, berfokus pada peningkatan
layanan dan memenuhi kebutuhan setiap individu.
Tahapan ini dikategorikan dengan
mahasiswa semester menengah dalam
menjalani pendidikan di MTI sehingga meskipun sudah mendapatkan layanan yang
memuaskan, tetapi mereka masih melakukan evaluasi terhadap MTI UII, sehingga
belum sampai pada tahap retensi. Sebagai contoh MTI UII telah berinovasi dengan memberikan layanan untuk karyawan dengan
tatap muka satu bulan sekali, sehingga MTI UII telah memenuhi kubutuhan setiap
individu.
4.
Customer
extension, mengacu bagaimana tingkat
pelayanan yang diberikan oleh MTI UII sehingga menyebabkan mahasiswa maupun alumni
secara alami
merekomendasikan atau menawarkan MTI UII ke calon mahasiswa yang mungkin belum
terjangkau oleh system pemasaran yang diterapkan.
Pada tahapan ini, memiliki retensi yang tinggi menjadi fokus utama. Pelanggan utama dalam
MTI UII dianggap sebagai alumni yang mendapatkan pelayanan
dari MTI sehingga berani merekomendasikan kepada para calon mahasiswa diluar,
meskipun sesekali pelayanan yang didapatkan mengalami gangguan atau masalah
tetapi pelayanan positif yang didapat membuatnya tidak mempermasalahkan.
Langkah terakhir yang dapat dilakukan MTI UII setelah
merancang Customer Life Cycles adalah memaksimalkan pemasaran. MTI UII dapat menerapkan Lima key
technologies dari digital marketing yang dapat
diimplementasikan untuk memasarkan, yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan gambar
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Periklanan
digital
Menggunakan
digital seperti TV MTI UII dapat mengiklankan untuk menarik peserta didik baru
maupun menjaga hubungan baik dengan alumni. Selain mengiklankan, MTI UII dapat
membuat acara seperti perlombaan Olimpiade, Seminar, maupun Workshop untuk
mahasiswa S1 dan mapun karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan S2.
b.
Websites
Melalui
situs web, MTI UII dapat membagikan artikel, foto, video maupun blog untuk
memberikan kesan
yang baik dan mendorong mahasiswi S1 maupun karyawan untuk menjelajah.
c.
Email dan
pesan pemasaran
Menggunakan
fitur email, MTI UII dapat menggunakannya sebagai alat pemasaran penting untuk
menjaga hubungan dengan mahasiswa maupun alumni. Melalui email MTI UII juga
dapat bekerjasama dengan Universitas lain untuk membagikan informasi mengenai
profil maupun pendaftaran MTI UII.
d.
Media
sosial pemasaran
Menggunakan
media sosial seperti facebook, twitter maupun Instagram MTI UII dapat membuat
konten maupun challens positif dan dapat bekerjasama dengan Alumni maupun mahasiswi
yang memiliki pengikut yang banyak sehingga mendorong pengguna media sosial untuk berbagi konten MTI UII.
e.
Pemasaran
seluler
MTI
UII dapat menggunakan aplikasi seluler untuk pertumbuhan pemasaran, sehingga
dapat memudahkan calon mahasiswa untuk mengakses informasi maupun mendaftar di
MTI UII.
REFERENCES
Chaffey, D., 2015. Digital
Business and E-Commerce Management Strategy, Implementation and Practice. 6th
ed. s.l.:Pearson.
Jayanti, G., 2014. Penerapan E-Commerce dalam proses komunikasi
pemasaran di toko East Kalimantan Center Samarinda. eJournal llmu
Komunikasi, 2(3), pp. 219-228.
Kasmi & Candra, A. N., 2017. Penerapan E-Commerce berbasis business
to consumer untuk meningkatkan penjualan produk makanan ringan khas
pringsewu. Jurnal Aktual STIE Trisna Negara, 15(2), pp. 109-116.
Laudon, K. C. & Traver, C. G., 2017. E-Commerce business
technology society. 13th ed. s.l.:Pearson.
Nasir, M., Basalamah, J. & Kusuma, A. H. P., 2019. Kegiatan
E-Marketing sebagai bentuk Kewirausahaan Dini Bagi Pelajar. Celebes
Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), pp. 1-8.
Pradana, M., 2015. Klasifikasi Jenis-Jenis Bisnis E-Commerce di
Indonesia. Jurnal Neo-Bis, 9(2), pp. 32-40.
Supaya, S., Suwardi & Mardinawati, 2018. Desain Model Manajemen
Pelanggan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Batik Warna Alam Temanggung. Admisi
& Bisnis, 18(3), pp. 193-202.
Suprijati, J., 2016. Analisis pengaruh Value Chain Customer Relationship
Management terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT Pos Indonesia di Gresik. Journal
of Management Studies, 10(2), pp. 163-179.